Bank Central Asia Tbk PT
BBCA merupakan saham dari sebuah bank terkemuka yang memiliki nama terang PT Bank Central Asia, Tbk (BCA). Beroperasi di bidang jasa pelayanan keuangan untuk publik sejak tahun 1957.
Tepatnya didirikan pada tanggal 21 Februari oleh seorang founder bernama Sudono Salim. Begitu menyatu dengan kehidupan banyak orang karena kontribusinya selama puluhan tahun dengan menjadi bank terpercaya dan terdepan. Terlebih lagi, bukan hanya ikut serta menggerakkan roda perekonomian di Indonesia, bank ini juga sangat peka dalam berbagai kegiatan sosial serta pelayanan publik.
Meluncurkan penawaran perdana sahamnya pada tanggal 11 Mei 2000 dengan nilai nominal Rp 500,- kini BCA mampu menembus angka Rp 23.675,- dan merupakan prestasi sebagai peningkatan sebesar 1,83%. Hal itu merupakan kabar baik yang di update setelah sebelumnya mengalami empat kali penurunan. Saham perusahaan dipegang oleh PT Dwimuria Investama Andalan dengan persentase 54,94% serta sisanya sejumlah 45,06% adalah milik masyarakat yang keseluruhannya bertotal Rp 24,65 miliar.
Hingga saat ini emiten telah memiliki beberapa anak perusahaan diantaranya BCA Finance, BCA Syariah, Asuransi Umum BCA, Bank Royal Indonesia dan Bank UIB. Lebih dari itu, adapun beberapa lagi yakni BCA Finance Limited, Asuransi Jiwa BCA, PT BCA Sekuritas, BCA Remittance, Ltd. Hal itu membuktikan proporsi pengelolaan perusahaan tampak begitu unggul dan terdepan. Membantu memenuhi segala aspek permintaan pasar dalam bidang keuangan perbankan.
Visi dan Misi: Menjadi Pilar Perekonomian Indonesia Maju
Demi membawa nama besar BBCA, perusahaan menyusun dan menetapkan visi penting yang telah dirumuskan dengan matang. Demi menjadi pilar perekonomian Indonesia yang maju, BCA berupaya menjadi bank andalan untuk masyarakat. Sejalan dengan visi tersebut, perusahaan lantas mencanangkan misi yang kompeten sebagai kendaraan untuk mencapai visi yang dituju.
Pertama, yakni menjadi institusi yang terdepan dalam mengatasi masalah pembiayaan dan keuangan baik untuk perorangan maupun kelompok. Kedua, menjadi lembaga yang memahami kebutuhan dan kepuasan nasabah.
Ketiga, membuat nilai francais dan stakeholder meningkat. Hal itu diimbangi dengan poin-poin penting yang dijunjung oleh BCA yaitu, fokus pada nasabah, integritas dan kerja sama tim. Kemudian juga berusaha mencapai yang terbaik sesuai visi misi perusahaan.
Sejarah Perusahaan: Sejak Abad 20 Hingga Era Perbankan Elektronik
Perseroan Dagang dan Industri Semarang Knitting Factory di tahun 1955 menjadi bibit awal untuk tumbuhnya PT Bank Central Asia yang kemudian resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957.
Kemudian di tahun 1975 Mochtar Riady bergabung dengan BCA dan memperbaiki sistem arsip yang kurang rapi. Perjalanan berlanjut dan di tahun 1977 perusahaan melakukan merger dengan dua bank lain yang membuatnya mampu menjadi bank devisa.
Barulah di tahun 1980 BCA mengajukan penerbitan kartu kredit kepada Bank Indonesia (BI) dan mengedarkannya atas nama BCA. Perkembangannya begitu pesat dan pertumbuhannya pun sangat berarti.
Tercatat pada tahun 1990 perusahaan membuka layanan jaringan ATM atau yang memiliki kepanjangan Anjungan Tunai Mandiri. Dan di tahun berikutnya menyebarkan 50 unit ATM yang tersebar di seluruh Jakarta.
Memasuki abad ke 21 atau sekitar tahun 2000-an BBCA semakin optimal dalam melakukan langkah-langkah pengembangan layanan keuangan ke lini perbankan elektronik. Hal itu terbukti dengan diperkenalkannya debit BCA, tunai BCA dan juga internet banking Klik BCA. Anda juga mengenal mobile banking m-BCA dan beberapa lainnya yang merupakan produk emiten ini.
Laporan Keuangan: Laba Bersih Mencapai Rp 7,64 Triliun pada Kuartal-IV 2019
Untuk turut menyaksikan pergerakan kinerja emiten pada tiap kuartal, publik dapat melihat secara langsung perkembangannya melalui laporan keuangan BCA. Berdasarkan laporan terbaru pada Kuartal-IV tahun 2019 tercatat jumlah aset yang dikelola senilai Rp 918.989.312. Dan jumlah pendapatan Rp 16,28 triliun yang mengandung laba bersih dengan total Rp 7,64 triliun.
Ditengah genting penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena dampak virus, BCA hadir menjadi salah satu penyelamat IHSG dengan pembelian saham oleh asing senilai Rp 72,53 miliar. Asing membelinya dengan harga Rp 1,87 triliun. Harga tersebut merupakan harga yang telah naik 1,83% dengan nilai Rp 23.675 per saham.