Saham Milenial – Teori harga saham telah dikemukakan oleh para pakar bisnis diantaranya Buch dan Houston (1985), Mason dan Ezell (1987), Asri (1991), Widiatmojo (2000:45) dan Jogiyanto (2003:88). Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan nilai yang ditetapkan pada lembar saham guna ditebus dalam transaksi perdagangan pada bursa efek.
Harga saham sendiri memiliki sifat fluktuatif yang disebabkan oleh berbagai faktor berpengaruh. Tingkat harga saham pada sebuah perusahaan juga menjadi cerminan terkait kinerja, arus kas, tingkat produksi dan penjualan serta pertumbuhan perusahaan.
Macam-Macam Harga Saham
Adapun macam-macam harga saham yang biasa terbentuk dalam pasar modal sebagai berikut.
Harga Nominal Saham
Harga nominal saham adalah angka yang tertera pada lembar saham yang merupakan hasil penetapan oleh emiten selaku pihak yang mengeluarkan sertifikat tersebut. Nilai yang tercantum pada lembar saham menjadi perhatian penting disebabkan harga adalah nominal terendah untuk dividen perusahaan yang dibagikan.
Harga Perdana Saham
Harga perdana saham adalah nominal pertama yang ditetapkan pada saat peluncuran saham oleh emiten di bursa efek. Harga tersebut menjadi dasar untuk penjualan saham kepada publik dengan harga perdana.
Harga Pasar Saham
Harga pasar saham merupakan nominal harga yang dibentuk berdasarkan kesepakatan antara satu investor dengan investor lainnya. Harga pasar adalah harga penerbitan saham yang terlepas dari kendali pihak emiten dan memang terbentuk karena gejolak perdagangan saham yang terjadi di pasar modal. Harga ini pula yang menembus berita dan media sehingga membuat investor bergerak mengikatnya atau menghindarinya.
Analisis Perubahan Harga Saham
Berdasarkan teori harga saham angka yang mewakili surat berharga berupa saham ini memiliki dua metode analisis sebagai bahan pengujian untuk menentukan harga yang paling dan proporsional. Berikut penjelasan dua metode analisis tersebut.
Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah kegiatan mengulas histori harga saham pada waktu yang lalu. Melalui analisis ini emiten yang memberlakukan harga dapat menimbang dan menetapkan harga saham pada masa kini maupun masa mendatang secara lebih aktual dan kompeten. Dalam praktiknya terdapat teori pendekatan yang dilakukan sebagai langkah dalam analisis teknikal yaitu sebagai berikut.
-
Teori Dow
Teori Dow mengemukakan metode pendekatan terhadap analisis teknikal dengan meninjau harga saham yang sedang tren di pasar saham baik harga saham dari intern emiten maupun dari keseluruhan harga pada emiten lainnya.
Tren pasar yang umum terjadi dibedakan menjadi dua macam yakni tren pasar jangka panjang dan tren pasar jangka pendek. Tren jangka pendek dapat mempengaruhi harga saham selama selang waktu beberapa bulan. Serta terdapat pula tren fluktuatif yang biasanya berlangsung dalam hitungan hari.
-
Grafik Batang
Pada pendekatan mode ini akan digunakan tiga jenis diagram, yakni diagram baris, diagram batang dan diagram titik. Ketiga metode tersebut menggunakan dasar grafik batang dalam memantau perubahan harga saham baik meningkat maupun menurun.
-
Analisis Kekuatan Pasar
Analisis kekuatan pasar yang dimaksud adalah dengan membandingkan harga saham tertinggi pada bursa dengan harga yang paling rendah untuk kemudian diakumulasikan menjadi harga yang dituju.
-
Analisis Kekuatan Relatif
Analisis Kekuatan relatif adalah tindakan mengidentifikasi harga saham lain yang memiliki nilai relatif terhadap saham lainnya. Biasanya harga saham relatif lebih cepat bergerak naik daripada harga saham lainnya.
-
Analisis Rata-Rata Bergerak
Analisis rata-rata bergerak adalah memperhatikan harga saham yang bergerak pada saat penutupan pasar di beberapa hari terakhir.
Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah kegiatan analisis yang didasarkan pada faktor-faktor fundamental yang ada pada emiten. Seperti faktor laba rugi, arus kas dan dividen. Analisis ini dilakukan untuk mencapai harapan perusahaan terhadap harga saham yang lebih menguntungkan dan mengangkat citra emiten. Hal tersebut disebabkan harga saham menjadi nilai performa terhadap perusahaan terkait.
Analisis fundamental diterapkan sebagai langkah dalam menentukan harga saham di masa mendatang dengan mencanangkan estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel tersebut sehingga menjadi taksiran harga saham terbaik.
Fluktuasi Harga Saham Pada Bursa Efek
Teori harga saham tidak terlepas dari pergerakan fluktuasi pada harga tersebut. Saham yang telah dilepas oleh emiten pada bursa efek dapat mengalami perubahan harga berdasarkan faktor-faktor dibawah ini.
1. Keadaan Fundamental Perusahaan
Faktor yang pertama datang dari keadaan fundamental perusahaan. Dalam hal ini fundamental secara lebih spesifik adalah berupa laporan keuangan yang telah dipublikasikan maupun tingkat pertumbuhan perusahaan tersebut.
Jika suatu perseroan yang telah go public menjual sahamnya di pasar modal dengan catatan keuangan terakhir yang melaporkan nilai laba tinggi, maka akan menarik banyak minat para investor. Hal tersebut menyebabkan harga saham ikut terkerek naik.
2. Sektor Bidang Usaha
Sektor bidang usaha menjadi salah satu penyebab harga saham mengalami perubahan, baik naik maupun turun. Apabila suatu sektor bidang sedang hangat dibicarakan publik dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kondisi ekonomi maka akan membuat para investor berbondong-bondong membeli saham dan menjadikan harga saham meningkat.
Sebaliknya jika suatu sektor bidang pada perusahaan sedang lengang, maka para investor pun cenderung berpaling dan tidak melakukan transaksi saham. Hal ini membuat harga saham menurun sehingga menjadi rendah atau bahkan dalam kondisi tertentu harga tersebut tidak bergerak naik maupun turun.
3. Valuasi
Valuasi adalah angka ekonomi yang menggambarkan kondisi suatu saham pada pasar modal. Tingkat valuasi biasa digunakan sebagai acuan dalam mengukur potensi bisnis dari saham tersebut. Dalam hal ini harga saham yang memiliki jangka panjang adalah yang paling sesuai dengan valuasi sebenarnya.
4. Sentimen Pasar
Faktor sentimen pasar dapat menyebabkan fluktuasi harga saham yang bahkan tidak dapat diprediksi dengan pasti. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti ekonomi makro, ekonomi global, isu atau rumor serta kondisi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).