Begini Caranya Menghitung Average Down Saham

Saham Milenial – Cara menghitung average down saham perlu diketahui, jika Anda ingin menggunakan strategi average down, untuk memaksimalkan keuntungan investasi saham. Strategi averaging terdiri dari average down dan average up, namun, pembahasan berikut ini hanya mengenai strategi average down saja.

Pengertian Average Down

Menurut Hans Kwee, average down adalah salah satu strategi investasi saham, yaitu membeli saham, saat harga saham tersebut turun. Hal tersebut dilakukan, agar harga pembelian saham menjadi lebih murah.

Jadi, average down dilakukan dengan melihat valuasi saham itu sudah murah. Saat harga saham turun dengan valuasi murah, investor bisa kembali membeli saham itu, dengan harapan harga saham tersebut naik.

Sebelum mengetahui cara menghitung average down saham, ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam menerapkan strategi average down. Ketika menjalankan strategi tersebut, investor juga perlu mengetahui saham yang dibeli, terutama fundamental perusahaan dan valuasi saham.

Menurut Hans, sebaiknya, investor pemula belum menerapkan strategi average down. Jadi, strategi ini bisa diterapkan investor yang telah memahami pasar modal. Selain itu, risiko strategi average down menurut Hans, salah satunya yaitu dana akan tertahan lama dan memerlukan kesabaran.

Tiga Aturan yang Perlu Diingat dalam Strategi Average Down

Tiga Aturan yang Perlu Diingat dalam Strategi Average Down
Tiga Aturan yang Perlu Diingat dalam Strategi Average Down (Sumber: investbro)

Menurut Teguh Hidayat selaku Direktur Avere Investama, ada tiga aturan perlu diingat serta ditetapkan ketika melakukan strategi average down. Pertama, saat Anda memutuskan membeli saham A, tentukan jumlah maksimal dana yang dialokasikan pada saham A itu.

TRENDING NOW:  12 Daftar Broker Forex Terpercaya di Indonesia

Menurut Teguh, penempatan ideal sekitar 10% sampai 15% dari total nilai portofolio pada satu saham tertentu atau maksimalnya 20%. Kedua, karena sebuah saham tidak dapat diprediksi secara tepat turun sampai berapa. Karena itu, sangat penting untuk membeli saham yang telah dipilih secara bertahap.

Contohnya, ketika ingin membeli saham A senilai maksimal Rp10 juta, maka bisa membeli Rp3 juta atau Rp5 juta dahulu, Jadi, jika sahamnya turun lagi, maka Anda masih mempunyai amunisi untuk average down.

Ketiga, setiap ingin membeli saham A kembali, maka terapkan analisis ulang. Contohnya, melihat kembali chartnya kemudian kaitkan dengan pergerakan IHSG. Jadi, selalu lakukan cek ulang, sebelum membeli saham A.

Cara Menghitung Average Down

Agar lebih mudah memahami cara menghitung average down, maka bisa menyimak rumus dan contoh soalnya. Adapun, rumus average down saham yaitu:

Average down = ((harga1 x lot)+(harga2 x lot2)+(harga3 x lot3) +… (hargaN x lot N)) : Total lot

atau versi singkatnya

Bisa dikatakan, nilai harga1 lebih tinggi dibandingkan harga-harga seterusnya. Agar lebih jelas mengenai cara menghitung average down saham, Anda bisa menyimak soal ini.

Perusahaan Y mempunyai saham yang harga per lembarnya:

Harga1 = 500

Harga2 = 450

Harga3 = 400

A selaku investor di perusahaan Y percaya, jika permintaan saham perusahaan Y akan naik kembali. Karena itu, A membeli saham perusahaan itu, meskipun harganya sedang turun, untuk mengatasinya, A menerapkan strategi average down.

Lot1 = 100 lembar

Lot2 = 200 lembar

Lot3 = 300 lembar

Maka, nilai average down-nya adalah:

Average down: ((500 x 100) + (450 x 200) + (400×300)) : 100 + 200 + 300

= (50.000 + 90.000 + 12.000) : 600

= 152.000 : 600

= 253

Rata-rata biaya yang perlu dikeluarkan investor A untuk membeli satu lembar saham perusahaan Y yaitu 235 rupiah. Harga ini jauh lebih rendah dibandingkan harga aslinya.

TRENDING NOW:  Jadwal Jam Trading Saham untuk Melakukan Jual Beli

Bagaimana Keuntungan yang Diperoleh Investor?

Bagaimana Keuntungan yang Diperoleh Investor
Bagaimana Keuntungan yang Diperoleh Investor (Sumber: ajaib)

Berkaitan dengan pembahasan sebelumnya mengenai cara menghitung average down saham. Anggaplah prediksi investor A mengenai kenaikan harga saham perusahaan Y itu benar.

Beberapa saat kemudian, harga saham perusahaan itu, naik menjadi Rp600 per lembar, maka keuntungan yang didapatkan investor A yaitu:

Keuntungan = (600 x 600) – (253 x 600)

= 360.000 – 152.000 = 208.000

Namun, jika investor A membeli saham perusahaan Y ketika harganya Rp500 per lembar, maka keuntungannya:

Keuntungan = (600 x 600) – (500 x 600) = 360.000 – 300.000 = 60.000

Dari contoh soal yang telah dipaparkan, bisa dikatakan bahwa untuk menerapkan strategi average down. Investor harus mengamati serta mencatat setiap pergerakan dari saham yang ingin dibeli.

Kini, nilai average down bisa dihitung melalui Microsoft Excel serta aplikasi spreadsheet lainnya. Bahkan, banyak aplikasi investasi saham, menyediakan fitur average down ini secara otomatis, sehingga investor tidak perlu menghitung secara manual.

Dengan fasilitas tersebut, maka Anda tidak perlu repot menerapkan cara menghitung average down saham secara manual.

Cara Menerapkan Strategi Average Down

Sebelumnya telah dibahas cara menghitung average down saham, maka empat hal ini bisa diterapkan dalam strategi ini, berikut ulasannya.

  1. Mengamati Pergerakan Harga Saham Selama Beberapa Waktu

Setelah mengetahui cara menghitung average down saham, jika Anda ingin menerapkan strategi ini. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah mengamati pergerakan harga saham selama beberapa waktu.

Tujuan diterapkannya hal ini, agar mempunyai gambaran umum kira-kira saham yang diincar dapat naik atau turun berapa persen.

  1. Melakukan Strategi Average Down Saat Harga Tidak Jatuh Terlalu Banyak
TRENDING NOW:  Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham

Tujuan dari tindakan ini, agar potensi keuntungan yang dapat dimaksimalkan semakin tinggi. Hindari menerapkan strategi average down, dengan membeli saham yang selisih penurunan harganya rendah. Tindakan tersebut dapat menurunkan potensi keuntungan yang bisa Anda peroleh.

  1. Memastikan Harga Saham Bersangkutan Dapat Kembali Naik

Memakai sistem average down, tetapi, terus membeli saham yang harganya terus menurun, maka bisa membuat Anda rugi.

  1. Menentukan Jumlah Lot Maksimum Serta Harga Minimum

Terkait pembahasan cara menghitung average down saham, hal ini bertujuan membatasi pembelian saham. Jika harga terus menurun, maka investor bisa membeli saham dengan jumlah lebih banyak.

Tetapi, Anda perlu mengingat, jika penurunan harga saham itu dapat terjadi cukup lama. Alih-alih membeli, Anda harus mengetahui kapan waktunya berhenti membeli.

Kelebihan dan Kekurangan Strategi Average Down Saham

Kelebihan utama yang ditawarkan strategi ini adalah memudahkan investor untuk memperoleh NAB rata-rata sekaligus nilai return secara maksimal. Bisa digambarkan, jika investor membeli saham, tetapi, harganya lumayan miring, maka margin of safety justru semakin besar.

Tidak dapat dipungkiri, jika risiko mengalami kerugian semakin kecil. Bisa disimpulkan bahwa asumsi yang ada yaitu menurunkan risiko kekeliruan keputusan, dengan cara merendahkan harga beli.

Sama seperti metode lainnya, tersimpan kekurangan dalam metode average down. Kekurangannya yaitu saat harga saham menunjukkan adanya penurunan, bahkan, tidak mengalami peningkatan sama sekali. Hal ini menjadikan risiko kerugian yang dapat dialami semakin besar. Cara menghitung average down saham semakin mudah dengan Microsoft Excel, bahkan, banyak aplikasi saham yang telah menyediakan fitur average down. Tetapi, penerapan strategi average down tidak dapat dilakukan sembarang, karena ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan.

You May Also Like

Daftar Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Saham Milenial – Saat ini ada banyak perusahaan dari sektor manufaktur yang…

6 Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI pada 2022

Saham Milenial – Berikut adalah informasi seputar perusahaan makanan dan minuman yang…

Bagaimana Definisi Return Saham Menurut Para Ahli?

Saham Milenial – Bagi Anda yang bergerak di bidang investasi pasti sudah…

Syarat dan Prosedur Perusahaan Go Public

Saham Milenial – Para investor pasti sudah tidak asing dengan istilah perusahaan…